siapakah yang tiba-tiba
merontokkan helai-helai mawar merah
debu-debu beterbangan
tak pernah mengenal mata angin
duri-duri yang menancap
di hati dan meneteskan darah
apakah kemarau telah sempurna
sehingga terpaannya sampai padamu
kini setiap subuh
aku selalu dipaksa
menikmati bara dan prahara
-indie-
merontokkan helai-helai mawar merah
debu-debu beterbangan
tak pernah mengenal mata angin
duri-duri yang menancap
di hati dan meneteskan darah
apakah kemarau telah sempurna
sehingga terpaannya sampai padamu
kini setiap subuh
aku selalu dipaksa
menikmati bara dan prahara
-indie-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar