Senin, 15 Maret 2010

Catatan Kahlil Gibran 2

Terlalu sering kau nyanyikan nama Tuhan, Yang Maha Kuasa namun sebenarnya kau tak pernah mendengar lagu sebenarnya. Lebih baik kau dengarkan kicau burung menyambut sinar pagi, dan gemerisik dedaunan gugur tertiup angin kencang. Pesanku lagi ingatlah ini : baru akan terdengar simfoni, tatkala daun gugur ke bumi.
Sekali lagi aku minta, jangan sembarangan membicarakan Tuhan, yang adalah segala, namun pupuklah saling mengerti antar kalian , tetangga dengan tetangga, pujaan dengan pujaan, teman dengan teman.
Sebab siapa yang akan menyuapi anak burung dalam sangkar, pabila sang induk terbang ke angkasa? Dan bunga anemon mana yang akan terbuahi, pabila tidak disantuni lebah dari anemon lain?
"Baru ketika tercekam dalam gua sempit, kau terpikir mencari langit yang kau sebut Tuhan. Tembus dulu tabir pribadi besarmu; jangan tinggal diam berpangku tangan, mulailah membabad hutan rasa dan pikiran!
Lebih bijaksana tak kita bicarakan Tuhan yang tak kita mengerti, lebih utama kita persoalkan perihal yang dapat kita pahami. Namun engkau tahu bahwa kitalah nafas dan wewangian Tuhan, Dia pun bersemayam dalam dedaunan, bunga-bungaan, dan buah-buahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar